"Bacalah olehmu semua akan al-Quran itu, sebab al-Quran itu akan datang pada hari kiamat sebagai sesuatu yang dapat memberikan syafaat - yakni pertolongan - kepada orang-orang yang mempunyainya." (Riwayat Muslim)
Maksudnya mempunyainya ialah membaca al-Quran yang dilakukan dengan mengingat-ingat makna dan kandungannya lalu mengamalkan isinya, mana-mana yang merupakan perintah dilakukan dan yang merupakan larangan dijauhi.
989. Dari an-Nawwas bin Sam'an r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Al-Quran itu akan didatangkan pada hari kiamat nanti, demikian pula ahli-ahli al-Quran iaitu orang-orang yang mengamalkan al-Quran itu di dunia, didahului oleh surat al-Baqarah dan surat ali-lmran. Kedua surat ini menjadi hujah untuk keselamatan orang yang mempunyainya-yakni membaca, memikirkan dan mengamalkan. (Riwayat Muslim)
990. Dari Usman bin Affan r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sebaik-baik engkau semua ialah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya pula." (Riwayat Bukhari)
991. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Orang yang membaca al-Quran dan ia sudah mahir dengan bacaannya itu, maka ia adalah beserta para malaikat utusan Allah yang mulia lagi sangat berbakti, sedang orang yang membacanya al-Quran dan ia berbolak-balik dalam bacaannya-yakni tidak lancar - juga merasa kesukaran di waktu membacanya itu, maka ia dapat memperoleh dua pahala." (Muttafaq 'alaih)
992. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Perumpamaan orang mu'min yang suka membaca al-Quran ialah seperti buah jeruk utrujah, baunya enak dan rasanya pun enak dan perumpamaan orang mu'min yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti buah kurma, tidak ada baunya, tetapi rasanya manis. Adapun perumpamaan orang munafik yang suka membaca al-Quran ialah seperti minyak harum, baunya enak sedang rasanya pahit dan perumpamaan orang munafik yang tidak suka membaca al-Quran ialah seperti rumput hanzhalah, tidak ada baunya dan rasanyapun pahit." (Muttafaq 'alaih)
993. Dari Umar bin al-Khaththab r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengangkat darjat beberapa kaum dengan adanya kitab al-Quran ini - yakni orang-orang yang beriman - serta menurunkan darjatnya kaum yang Iain-Iain dengan sebab al-Quran itu pula - yakni yang menghalang-halangi pesatnya Islam dan tersebarnya ajaran-ajaran al-Quran itu." (Riwayat Muslim)
994. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Tidak dihalalkanlah dengki itu, melainkan terhadap dua macam orang, iaitu: Orang yang diberi kepandaian oleh Allah dalam hal al-Quran, lalu ia berdiri dengan al-Quran itu - yakni membaca sambil memikirkan dan juga mengamalkannya - di waktu malam dan waktu siang, juga seorang yang dikurniai oleh Allah akan harta lalu ia menafkahkannya di waktu malam dan siang - untuk kebaikan." (Muttafaq 'alaih)
995. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Ada seorang lelaki membaca surat al-Kahfi dan ia mempunyai seekor kuda yang diikat dengan dua utas tali, kemudian nampaklah awan menutupinya. Awan tadi mendekat dan kuda itu lari dari awan tersebut. Setelah pagi menjelma, orang itu mendatangi Nabi s.a.w. menyebutkan apa yang terjadi atas dirinya itu. Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Itu adalah sakinah* - ketenangan yang disertai oleh malaikat - yang turun untuk mendengarkan bacaan al-Quran itu." (Muttafaq 'alaih)
Dalam Hadisnya Zaid bin Tsabit r.a., katanya: "Saya berada di samping Rasulullah s.a.w., lalu beliau dilutupi oleh sakinah." Yang dimaksudkan ialah ketenangan ketika ada wahyu turun pada beliau. Di antaranya lagi ialah Hadisnya Ibnu Mas'ud r.a.: "Tidak jauh bahawa sakinah itu terucapkan pada lisannya Umar r.a." Ada yang mengatakan bahawa sakinah ialah kedamaian dan ada yang mengatakan kerahmatan.
996. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang membaca sebuah huruf dari kitabullah -yakni al-Quran, maka ia memperolehi suatu kebaikan, sedang satu kebaikan itu akan dibalas dengan sepuluh kali lipat yang seperti itu. Saya tidak mengatakan bahawa alif lam mim itu satu huruf, tetapi alif adalah satu huruf, lam satu huruf dan mim juga satu huruf."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
997. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya orang yang dalam hatinya tidak ada sesuatu apapun dari al-Quran - yakni tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat al-Quran yang dihafalnya, maka ia adalah sebagai rumah yang musnah - sunyi dari perkakas."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
998. Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Dikatakanlah - nanti ketika akan masuk syurga - kepada orang yang mempunyai al-Quran - yakni gemar membaca, mengingat-ingat kandungannya serta mengamalkan isinya: "Bacalah dan naiklah darjatmu - dalam syurga - serta tartilkanlah - yakni membaca perlahan-lahan - sebagaimana engkau mentartilkannya dulu ketika di dunia, sebab sesungguhnya tempat kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca," maksudnya kalau membaca seluruhnya adalah tertinggi kedudukannya dan kalau tidak, tentulah di bawahnya itu menurut kadar banyak sedikitnya bacaan.
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
999.
Dari Abu Musa r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Berta'ahudlah kepada
al-Quran - yakni peliharalah untuk selalu membaca al-Quran itu secara
tetap waktunya, sebab demi Zat yang jiwa Muhammad ada di dalam
genggaman kekuasaanNya, nescayalah al-Quran itu lebih sangat mudah
terlepasnya daripada seekor unta yang ada di dalam ikatan talinya."
(Muttafaq 'alaih)
1000. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hanyasanya perumpamaan orang yang menghafal al-Quran - di luar kepala - adalah sebagaimana perumpamaan seekor unta yang diikat. Jikalau ia terus langsung mengikatnya, dapatlah ia menahannya - tidak sampai lepas dan lari- dan jikalau ia melepas-kannya, maka itu pun pergilah." (Muttafaq 'alaih)
1000. Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Hanyasanya perumpamaan orang yang menghafal al-Quran - di luar kepala - adalah sebagaimana perumpamaan seekor unta yang diikat. Jikalau ia terus langsung mengikatnya, dapatlah ia menahannya - tidak sampai lepas dan lari- dan jikalau ia melepas-kannya, maka itu pun pergilah." (Muttafaq 'alaih)
1001. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu - dengan penuh perhatian dan rasa ridha serta menerima - sebagaimana mendengarnya kepada seseorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-Quran itu yakni mengeraskan suaranya."* (Muttafaq 'alaih)*
Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahawasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu bihi -ertinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran - ini adalah sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna - yakni bertaghanni dari kata ghina'."
Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.
1002. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Sesungguhnya engkau telah dikurnia - oleh Allah - mizmar -yakni seruling - dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud."* (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahawa saya mendengarkan bacaanmu - akan al-Quran - tadi malam."
Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Ertinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya - atau mengiramakan bacaan al-Quran itu." huraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis lain, iaitu:
- yakni: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'.
Maksudnya bahawa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca.
1003. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun - dalam salah satu dari kedua rakaatnya yang dibaca keras. Maka saya tidak pernah mendengar seseorang pun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." (Muttafaq 'alaih)
1004. Dari Abu Lubabah iaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran - yakni di waktu membacanya, maka ia bukanlah termasuk golongan kita."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.
Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran
1005. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuan lah diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini – yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini" - an-Nisa' 42.
Setetah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya menitiskan airmata." (Muttafaq 'alaih)
"Allah tidak pernah mendengarkan pada sesuatu - dengan penuh perhatian dan rasa ridha serta menerima - sebagaimana mendengarnya kepada seseorang Nabi yang bagus suaranya, ia bertaghanni dengan al-Quran itu yakni mengeraskan suaranya."* (Muttafaq 'alaih)*
Dikatakan oleh para alim ulama: "Bahawasanya sabda Nabi s.a.w.: Yajharu bihi -ertinya: Memperkeraskan suara dalam membaca al-Quran - ini adalah sebagai penjelasan dari sabdanya: yataghanna - yakni bertaghanni dari kata ghina'."
Makna: adzinallahu yakni mendengarkan. Ini sebagai tanda keredhaan dan diterima.
1002. Dari Abu Musa al-Asy'ari r.a., bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Sesungguhnya engkau telah dikurnia - oleh Allah - mizmar -yakni seruling - dari mizmar-mizmarnya keluarga Dawud."* (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Imam Muslim disebutkan bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda padanya:
"Alangkah gembiranya hatimu, jikalau engkau melihat bahawa saya mendengarkan bacaanmu - akan al-Quran - tadi malam."
Imam as-Syafi'i rahimahullah berkata: Ertinya bertaghanni ialah memperbaguskan suara dan melemah-lembutkannya - atau mengiramakan bacaan al-Quran itu." huraian sedemikian ini disaksikan pula dengan Hadis lain, iaitu:
- yakni: Hiasilah al-Quran itu dengan suara-suaramu. Menurut bangsa Arab, setiap orang yang mengeraskan suaranya dan mengiramakannya, maka suaranya itu dapat disebut ghina'.
Maksudnya bahawa bacaan Abu Musa r.a. itu amat indah dan baik sekali. Kata mizmar atau seruling dijadikan sebagai perumpamaan untuk bagusnya suara dan kemanisan iramanya, jadi diserupakan dengan suara seruling. Dawud adalah seorang Nabi 'alaihis-salam dan beliau ini adalah sebagai puncak dalam kebagusan suaranya di dalam membaca.
1003. Dari al-Bara' bin 'Azib r.a., katanya: "Saya mendengar Nabi s.a.w. membaca dalam shalat Isya' dengan surat Attin wazzaitun - dalam salah satu dari kedua rakaatnya yang dibaca keras. Maka saya tidak pernah mendengar seseorang pun yang lebih indah bacaannya dari beliau s.a.w. itu." (Muttafaq 'alaih)
1004. Dari Abu Lubabah iaitu Basyir bin Abdul Mundzir r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang tidak bertaghanni dengan al-Quran - yakni di waktu membacanya, maka ia bukanlah termasuk golongan kita."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad yang baik.
Makna: yataghanna atau bertaghanni ialah memperbaguskan suaranya ketika membaca al-Quran
1005. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Nabi s.a.w. bersabda kepadaku: "Bacakanlah al-Quran padaku." Saya berkata: "Ya Rasulullah, adakah saya akan membaca al-Quran untuk Tuan, sedangkan al-Quran itu kepada Tuan lah diturunkannya?" Beliau s.a.w. bersabda: "Saya senang sekali kalau mendengar al-Quran itu dari orang lain." Saya lalu membacanya untuk beliau s.a.w. itu surat an-Nisa', sehingga sampailah saya pada ayat ini – yang ertinya: "Bagaimanakah ketika Kami datangkan kepada setiap ummat seorang saksi dan engkau Kami jadikan saksi atas ummat ini" - an-Nisa' 42.
Setetah itu beliau s.a.w. lalu bersabda: "Cukuplah sudah bacaanmu sekarang." Saya menoleh pada beliau s.a.w. dan kedua matanya menitiskan airmata." (Muttafaq 'alaih)
Anjuran Membaca Surat-surat Atau Ayat-ayat Yang Tertentu
1006. Dari Abu Said, iaitu Rafi' bin al-Mu'alla r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda kepadaku: "Tidakkah engkau suka jikalau saya mengajarkan padamu akan seagung-agung surat dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid?" Kemudian beliau s.a.w. mengambil tanganku. Setelah kita ingin hendak keluar, saya pun berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan tadi bersabda: "Sungguh-sungguh saya akan mengajarkan padamu seagung-agung surat dalam al-Quran." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Seagung-agung surah ialah Alhamdulillahi rabbil-'alamin - dan seterusnya. Itulah yang disebut Assab'ul matsani - yakni tujuh ayat banyaknya dan diulang-ulangi dua kali atau surat Alfatihah. Juga itulah yang disebut al-Quran al-'Azhim yang diberikan padaku." (Riwayat Bukhari)
1007. Dari Abu Said al-Khudri r.a., bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai surat Qulhuwallahu ahad - yakni surat al-lkhlas, iaitu: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai sepertiga al-Quran - mengenai pahala membacanya."
Dalam riwayat lain disebutkan: Bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda kepada sahabat-sahabatnya: "Apakah seseorang di antara engkau semua itu akan merasa lemah -tidak kuat - untuk membaca sepertiga al-Quran dalam satu malam?" Tentu saja hal itu dirasakan berat oleh mereka dan mereka berkata: "Siapakah di antara kita semua yang kuat melakukan itu, ya Rasulullah?" Kemudian beliau s.a.w. bersabda: Qul huwallahu ahad Allahush shamad adalah sepertiga al-Quran - yakni pahala membacanya menyamai membaca sepertiga al-Quran itu." (Riwayat Bukhari)
1008. Dari Abu Said al-Khudri r.a. pula bahawasanya ada seorang lelaki mendengar orang lelaki lain membaca: Qul huwallahu ahad, dan seterusnya - dan orang itu mengulang-ulanginya. Setelah datang pagi harinya, orang yang mendengar itu pergi ke tempat Rasulullah s.a.w. lalu menyebutkan pada beliau s.a.w. apa yang didengarnya, seolah-olah orang ini menganggapnya sebagai amalan yang kecil saja - kurang bererti. Kemudian Rasulultah s.a.w. ber- sabda: "Demi Zat yang jiwaku ada di dalam genggamanNya, sesungguhnya surat al-lkhlas itu nescayalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Bukhari)
1009. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda mengenai Qul huwallahu ahad, iaitu: "Sesungguhnya surat ini adalah menyamai - pahalanya dengan membaca - sepertiga al-Quran." (Riwayat Muslim)
1010. Dari Anas r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya saya senang sekali pada surat ini, iaitu Qul huwallahu ahad. Lalu beliau s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya kecintaanmu pada surat itu akan dapat memasukkan engkau dalam syurga."
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan. Imam Bukhari juga meriwayatkannya dalam kitab shahihnya sebagai ta'liq.
1011. Dari 'Uqbah bin 'Amir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Adakah engkau mengetahui beberapa ayat yang diturunkan malam ini? Benar-benar tidak ada sama sekali yang seumpama dengan itu, iaitu surat Qul a'udzu birabbil falaq dan surat Qul a'udzu birabbin nas." (Riwayat Muslim)
1012. Dari Abu Said al-Khudri r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. dahulunya selalu berta'awwudz - mohon perlindungan kepada Allah - dari gangguan jin dan mata manusia, sehingga turunlah dua surat mu'awwidzah - iaitu surat-surat Qul a'udzu birabbil falaq dan Qul a'udzu birabbin nas. Setelah kedua surat itu turun, lalu beliau s.a.w. mengambil keduanya itu saja - mengamalkannya - dan meninggalkan yang lain-lainnya." Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
1013. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Setengah dari al-Quran itu ada sebuah surat yang jumlah ayatnya ada tiga puluh buah. Surat itu dapat memberikan syafaat kepada seseorang - jikalau ia membacanya - sehingga orang itu diampuni, iaitu surat Tabarakal ladzi biyadihil mulk - yakni surat al-Mulk."
Diriwayatkan oleh Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
Dalam riwayat Imam Abu Dawud disebutkan dengan menggunakan kata: tasyfa'u - sebagai gantinya "syafaat", ertinya sama iaitu memberi syafaat.
1014. Dari Abu Mas'ud al-Badri r.a. dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Barangsiapa yang membaca dua ayat dari akhir surat al-Baqarah di waktu malam - iaitu ayat Aamanar rasulu sampai akhir surat, maka kedua ayat itu mencukupinya." (Muttafaq 'alaih)
Dikatakan
oleh para alim ulama bahawa erti kafataahu atau mencukupi orang tadi,
maksudnya mencukupi dari apa yang tidak disenangi atau tidak diinginkan
pada malam itu. Ada pula yang mengertikan mencukupi dari berdiri untuk
shalat malam.
1015. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)
1016. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah - yakni al-Quran - yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab:
"Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau s.a.w. lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau s.a.w. mendoakan demikian kerana benar sekali apa yang diucapkan itu. (Riwayat Muslim)
1017. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat memerlukan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya. Setelah itu ia pun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahawa ia mempunyai keperluan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata:
1015. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah engkau semua menjadikan rumah-rumahmu itu sebagai kuburan - yakni tidak pernah bersembahyang sunnah atau membaca al-Quran di dalamnya, sehingga sunyi-sunyi saja dari ibadat. Sesungguhnya syaitan itu lari dari rumah yang di dalamnya itu dibacakan surat al-Baqarah." (Riwayat Muslim)
1016. Dari Ubay bin Ka'ab r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abul Mundzir, adakah engkau mengetahui, ayat manakah dari Kitabullah - yakni al-Quran - yang ada besertamu itu yang teragung?" Saya lalu menjawab:
"Yaitu Allahu la ilaha ilia huwal hayyul qayyum, yakni ayat al-Kursi. Beliau s.a.w. lalu menepuk-nepuk dadaku dan bersabda: "Semoga engkau mudah memperoleh ilmu, hai Abul Mundzir." Beliau s.a.w. mendoakan demikian kerana benar sekali apa yang diucapkan itu. (Riwayat Muslim)
1017. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya diserahi oleh Rasulullah s.a.w. untuk menjaga sesuatu dari hasil zakat Ramadhan-yakni zakat fitrah. Kemudian datanglah padaku seorang pendatang, Segeralah ia mulai mengambil makanan itu - sepenuh tangannya lalu diletakkan dalam wadah. Saya lalu menahannya terus berkata: "Sungguh-sungguh engkau akan saya hadapkan kepada Rasulullah s.a.w." Orang itu berkata: "Sesungguhnya saya ini adalah seorang yang sangat memerlukan dan saya mempunyai tanggungan keluarga banyak serta saya mempunyai hajat yang sangat sekali -maksudnya amat fakirnya. Setelah itu ia pun saya lepaskan - dengan membawa makanan secukupnya. Pada pagi harinya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Hai Abu Hurairah, apakah yang dikerjakan oleh tawananmu - yakni orang yang kau pegang - tadi malam?" Saya menjawab: "Ya Rasulullah, ia mengadukan bahawa ia mempunyai keperluan serta keluarga, lalu saya belas-kasihan padanya, maka dari itu saya lepaskan sekehendak jalannya - yakni sesuka hatinya pergi." Rasulullah s.a.w. lalu bersabda: "Sebenarnya saja orang itu telah berdusta padamu dan ia akan terus mengambil makanan lalu saya tangkaplah ia, kemudian saya berkata:
"Kini sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah s.a.w. dan ini adalah yang terakhir, kerana untuk ketiga kalinya engkau datang, sedang engkau memastikan tidak akan datang, tetapi engkau datang lagi." Orang itu lalu berkata: "Biarkanlah aku - yakni supaya engkau lepaskan saja, sesungguhnya saya akan mengajarkan beberapa kalimat padamu yang dengannya itu Allah akan memberikan kemanfaatan padamu."
Saya
berkata: "Apakah kalimat-kalimat itu." la menjawab: "Jikalau engkau
hendak menempati tempat tidurmu, maka bacalah ayat al-Kursi, kerana
sesungguhnya saja - kalau itu engkau baca, engkau akan senantiasa
didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan engkau tidak akan
didekati oleh syaitan sehingga engkau berpagi-pagi." Akhirnya orang itu
saya lepaskan lagi sekehendak jalannya. Saya berpagi-pagi, lalu
Rasulullah s.a.w. bersabda padaku: "Apakah yang dilakukan oleh tawananmu
tadi malam?" Saya menjawab: "la menyangka bahawa ia telah mengajarkan
padaku beberapa kalimat yang dengannya itu Allah akan kembali lagi."
Jadi saya mengetahui bahawa ia akan kembali kerana begitulah sabda
Rasulullah s.a.w. Selanjutnya saya terus mengintipnya, tiba-tiba ia
kembali lagi dan segera saja mengambil makanan lagi, lalu saya berkata:
"Sungguh-sungguh saya akan menghadapkan engkau kepada Rasulullah
s.a.w." Ia berkata: "Biarkanlah saja - sekali ini, sebab sesungguhnya
saya adalah seorang yang amat membutuhkan dan saya mempunyai banyak
keluarga yang menjadi tanggungan saya. Saya tidak akan kembali lagi."
Sekali lagi saya menaruh belas-kasihan padanya, lalu saya lepaskan
sekehendak jalannya. Pagi-pagi menjelma, kemudian Rasulullah s.a.w.
bersabda padaku: "Hai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu
tadi malam?" Saya berkata: "la mengadukan lagi bahawa ia amat
memerlukan dan mempunyai banyak tanggungan keluarga, maka dari itu saya
belas-kasihan padanya dan saya lepaskanlah sekehendak jalannya."
Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia berkata dusta padamu dan
ia akan kembali lagi." Saya mengintipnya untuk ketiga kalinya. la
datang dan memberikan kemanfaatan padaku, lalu saya lepaskanlah ia
menurut sekehendak jalannya."
Beliau
s.a.w. bertanya: "Apakah kalimat-kalimat itu?" Saya menjawab: "la
berkata kepada saya: "Jikalau engkau menempati tempat tidurmu, maka
bacalah ayat al-Kursi sejak dari permulaannya sehingga engkau habiskan
ayat itu sampai selesai, iaitu: Allahu laa ilaha illa huwal hayyul
qayyum." la melanjutkan katanya kepada saya: "Jikalau itu engkau baca,
maka engkau selalu akan didampingi oleh seorang penjaga dari Allah dan
syaitan tidak akan mendekat padamu sehingga engkau berpagi-pagi." Nabi
s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya ia telah berkata benar padamu -
yakni kalau membaca ayat al-Kursi, maka akan terus mendapat penjagaan
dari Allah, tetapi orang itu sendiri sebenarnya adalah pendusta besar.
Adakah engkau mengetahui, siapakah yang engkau ajak bicara selama tiga
malam berturut-turut itu?" Saya menjawab: "Tidak." Beliau s.a.w. lalu
bersabda: "Itu adalah syaitan." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Ayat al-Kursi yang dimaksudkan dalam Hadis di atas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu iaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya:
"Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri - yakni tidak memerlukan kepada yang selainNya. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa mengantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja pun yang ada di muka mereka - yakni seluruh makhluk - dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat - pertoiongan - di sisiNya - baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti - melainkan dengan izinNya? Kursinya - yakni kerajaanNya - adalah meluas pada seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam
memelihara keduanya - langit dan bumi - itu, kerana Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."
1018. Dari Abuddarda' r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Ayat al-Kursi yang dimaksudkan dalam Hadis di atas ialah sebagaimana yang tercantum di bawah ini dan sebelum membaca ayat tersebut, sebaiknya membaca Ta'awwudz dulu iaitu: A'udzu billahu minasy syatthanir rajiim, selanjutnya barulah membaca ayat al-Kursi yang tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 255, bunyinya:
"Allah yang tiada Tuhan selain Dia itu, adalah Maha Hidup serta Berdiri sendiri - yakni tidak memerlukan kepada yang selainNya. Dia tidak akan dihinggapi oleh rasa mengantuk dan tidak pula pernah tidur. BagiNya adalah semua yang ada di langit dan di bumi. Dia Maha Mengetahui apa saja pun yang ada di muka mereka - yakni seluruh makhluk - dan apa saja yang ada di belakangnya. Siapakah yang kiranya dapat memberikan syafaat - pertoiongan - di sisiNya - baik sewaktu di dunia ataupun di akhirat nanti - melainkan dengan izinNya? Kursinya - yakni kerajaanNya - adalah meluas pada seluruh langit dan bumi dan Dia tidak akan tersibukkan dalam
memelihara keduanya - langit dan bumi - itu, kerana Dia adalah Maha Tinggi serta Agung."
1018. Dari Abuddarda' r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang menghafal sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia terjaga dari gangguan Dajjal."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dari akhir surat al-Kahfi." (Riwayat Muslim)
Sunnahnya Berkumpul Untuk Membaca — Al-Quran
1019. Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: "Pada suatu ketika Jibril sedang duduk di sisi Nabi s.a.w., lalu mendengar suara - pintu terbuka - di atasnya, kemudian mengangkat kepalanya dan berkata: "Ini adalah pintu dari langit yang dibuka pada hari ini dan tidak pernah sama sekali dibuka, melainkan pada hari ini." Kemudian turunlah dari pintu tadi seorang malaikat, lalu Jibril berkata: "Ini adalah malaikat yang turun ke bumi dan tidak pernah turun sama sekali, melainkan pada hari ini." Malaikat yang baru turun itu lalu memberi salam dan berkata: "Bergembiralah - hai Muhammad - dengan dua cahaya yang dikurniakan kepada Tuan dan tidak pernah dikurniakan kepada Nabi siapapun sebelum Tuan, iaitu fatihatul kitab-yakni surah al-Fatihah dan beberapa ayat penghabisan dari surat al-Baqarah. Tidaklah Tuan membaca sehuruf dari keduanya itu, melainkan Tuan akan diberi - pahala besar." (Riwayat Muslim)
Annaqiidh ertinya suara - seperti suara pintu dan Iain-Iain.
1020. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. .bersabda:
"Tiada suatu kaum pun yang sama berkumpul dalam salah satu rumah dari rumah-rumah Allah - yakni masjid - sambil membaca Kitabullah dan saling bertadarus di antara mereka itu - iaitu berganti-gantian membacanya, melainkan turunlah ketenangan di atas mereka, serta mereka akan diliputi oleh kerahmatan dan diliputi oleh para malaikat dan Allah menyebut-nyebutkan mereka itu kepada makhluk-makhluk yang ada di sisiNya - yakni para malaikat." (Riwayat Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar